Di malam yang gelap dan dingin. Adit, seorang pemuda
gendut yang kecanduan martabak sedang jalan-jalan setengah kelaparan mencari
abang-abang tukang martabak coklat keju yang lumer di mulut kalo martabaknya
digigit.
‘Aaah, abang martabak yang biasa dagang disini
kemana sih?’ Tanya Adit di dalam hati. ‘Ya udah deh. Daripada aku kelaparan,
lebih baik aku mencari tukang martabak yang lain aja.’
Berjam-jam Adit mencari pedagang martabak di dekat
rumahnya, akhirnya Adit menemukan pedagang martabak yang berjualan cukup jauh
dari rumahnya.
‘Bang kenapa dagang martabaknya jauh banget dari
rumah aku sih?’ tanya Adit sedikit kesal kepada tukang martabak yang berjualan
terlalu jauh dari rumah Adit.
‘Iya terserah aku aja mau dagang dimana juga. Orang
aku ini yang dagang.’ Jawab pedagang martabak dengan sedikit ketus.
‘Tapi kan aku yang mau beli.’
‘Ya udah, jadi mau beli ga?’
‘Iya Bang. Pesan martabak coklat keju yang kalo
digigit lumer di mulut ya 1.’
‘Oke.’
Setelah sekitar 15 menit menunggu martabak selesai
dibuat, akhirnya martabak yang Adit pesan jadi.
‘Jadi berapa martabaknya Bang?’ tanya Adit dengan
nada setengah kelaparan.
‘Martabaknya 1. Kan tadi bilangnya pesan 1.’
‘Iya maksud aku harga martabaknya berapa?’ jelas
Adit dengan nada sedikit marah dan setengah kelaparan martabak.
‘Oh. 12.500 rupiah aja.’
‘Ya udah. Nih Bang, kembalinya ambil aja.’ Kata Adit
sambil menyodorkan uang 13.000 rupiah ‘jangan lupa ditabung ya kembalinya.’
‘Makasih ya Bang, Abang ini sangat dermawan sekali.’
Jawab pedagang martabak dengan mata sedikit berkaca-kaca, hidung yang kembang
kempis, dan mulut yang sedikit bergetar.
Adit langsung pulang dengan perasaan bahagia karena
kelaparan Adit akan segera terpuaskan. Sesampainya Adit dirumah, Adit langsung
membuka bungkus martabak dengan perasaan tegang, basah dan ngaceng. Adit sangat
tidak sabar ingin menggigit martabak coklat keju itu, hati Adit seakan
berteriak ‘MARTABAK, MARTABAK, MARTABAK.’ Layaknya ulat-ulat yang berteriak
‘PUCUK, PUCUK, PUCUK.’
Setelah berhasil membuka bungkus martabak, Adit
langsung mengambil potongan pertama martabak itu. Tapi, belum sempat Adit
memakan potongan pertama itu, tiba-tiba martabak itu sseakan-akan berkata
kepada Adit. ‘Bos, masih mau makan aku? Lihat deh perut kamu, perut kamu udah
keliatan kaya perut Bos Bos Mexico yang pada akhirnya akan mati karena
Diabetes.’
Adit langsung melihat perutnya, dalam hati dia
berkata ‘Apa yang aku lakukan dengan perutku? Maafkan aku perut.’ Adit meminta
maaf kepada perutnya dan dia melanjutkan makan martabak yang tertunda.
‘Tidaaaaak...’ teriak martabak saat gigi Adit
menggigitnya.
‘Hmmm... Hmmm.. Hmmmm...’ gumam Adit.
Potongan-potongan martabak yang lain kemudian
berteriak ‘Makan kami... pada akhirnya kami akan membuat kamu mati kelebihan
berat badan’
Mendengar ancaman dari para potongan martabak, Adit
ketakutan, dia langsung menyimpan sisa martabaknya dan memutuskan untuk tidur
saja.
‘Aaah tidak. Aku tidak mau mati kelebihan berat
badan. Aku mau mati dengan keadaan perut kotak-kotak penuh otot yang membuat
aku terlihat maco. Lebih baik sekarang aku tidur saja.’ Adit kemudian pergi ke
kamar tidur.
Sesampainya di kamar tidur, Adit langsung mengusap-ngusap
perut dan berkata ‘Maafkan aku perut, mulai hari ini aku tidak akan makan
martabak lagi, aku mau tobat.’
Adit langsung tidur. Tapi, dalam tidurnya dia
bermimpi tentang martabak yang mengejarnya dan meminta untuk segera Adit makan,
badan Adit keluar keringat dengan sangat deras, muka Adit nyengir-nyengir kaya
orang ketakutan. Adit terbangun dari tidurnya. Adit sangat ketakutan, dia
berlari ke dapur dan mengambil martabak yang dia simpan.
‘KALIAN INGIN AKU MAKAN? OKE... KALIAN AKAN AKU
MAKAN.’ Adit marah-marah kepada potongan-potongan martabak dan langsung memakan
semuanya sekaligus.
Pagi harinya Adit ditemukan pingsan dengan mulut
penuh busa. Adit segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Setelah keluar dari rumah sakit, Adit melupakan
semua kejadian yang menyebabkan dia masuk rumah sakit, dia kembali menjadi
pecandu martabak. Adit orangnya emang gitu, ga pernah takut kejadian yang sama
akan menimpanya.
TAMAT
Jadi, pesan yang bisa diambil dari cerita ini
adalah:
- Martabak itu enak.
- Jangan takut buat makan martabak.
- Makan martabak kebanyakan bisa menyebabkan pingsan.
- Kalo udah keluar rumah sakit, jangan lupa buat makan martabak.
No comments:
Post a Comment