Di malam yang sesunyi ini, hidup seorang Genderwo berbadan
besar, berperut buncit, berkulit hitam, dan berambut gimbal. Sebut saja
Genderwo ini Wowo, sudah sejak lama sekali Wowo mencintai sesosok kuntilanak
bernama Kukun. Cinta Wowo kepada Kukun sudah sangat lama sekali, Wowo mencintai
Kukun dari TK. Tapi sayang, cinta Wowo hanya bertepuk sebelah tangan, Wowo
tidak pernah berani menyatakan cintanya kepada Kukun. Wowo hanya berani
memandangi Kukun dari jauh, ketika Kukun melihat balik ke arah Wowo, Wowo pasti
akan langsung jatuh pingsan.
Pernah suatu waktu Wowo mencoba menulis surat cinta kepada
Kukun, Wowo mencabut bulu keteknya dan dari bulu ketek Wowo keluar cairan
berwarna hijau tai kuda, cairan itu lah yang Wowo gunakan untuk menulis surat
cinta kepada Kukun. Karena surat cinta itu terbuat dari cairan bulu ketek Wowo,
surat cinta itu menjadi sangat bau, ketika Kukun membaca surat cinta itu, Kukun
jatuh pingsan.
Pernah juga Wowo menyewa seorang penembak bayaran untuk
menembak Kukun. Tapi karena Wowo tidak sanggup membayar penembak bayaran
tersebut, akhirnya penembak bayaran itu menikung Wowo dari belakang. Iya,
penembak bayaran itu pacaran dengan Kukun. Tapi karena penembak bayaran
tersebut seorang playboy, hubungan mereka tidak berjalan lama. Kukun mendapati
penembak bayaran itu sedang berpacaran dengan seorang Bancong (banci pocong). Iya,
ternyata penembak bayaran itu senang bermain pedang.
Karena sudah kesal cintanya bertepuk sebelah tangan, Wowo
memberanikan diri untuk menyatakan cintanya kepada Kukun. Wowo menarik nafas
panjang, kemudian dia berlari ke arah Kukun, seketika lagu India terdengar
cukup keras, penari latar mulai bermunculan.
“Kukun, aku mau ngomong sesuatu kepada kamu.” Wowo
menggenggam tangan Kukun, wajahnya terlihat sangat serius.
“Ngomong apa? Kalo mau ngomong mah ngomong aja.” Kukun tidak
melepaskan genggaman tangan Wowo. Sepertinya ini adalah lampu hijau untuk Wowo.
“Sudah sejak lama aku mencintai kamu Kun, maukah kau menjadi
pacarku?”
“Maaf Wo, aku cuman nganggap kamu sebagai kakak aja. Lagian,
setelah aku putus dengan Robert (Penembak bayaran), aku sudah punya pacar lagi.
Dia adalah Conge (Pocong), Conge ada di saat aku terjatuh dan enggak bisa
bangkit lagi karena Robert. Aku tenggelam dalam lautan luka dalam, aku tersesat
dan tak tahu arah jalan pulang, dan di saat itu Conge datang.”
“Hiks hiks” Wowo menangis alay.
“Maafin aku Wo. Sebenernya aku udah lama sayang sama kamu
juga, aku nunggu kamu nembak aku, tapi kamu enggak pernah ngelakuin itu.”
“HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.” Tangisan alay Wowo semakin kencang.
Wowo marah dan kesal. Tidak, dia tidak marah karena cintanya ditolak Kukun,
Wowo marah karena dia tidak berani mengatakan cintanya sejak dulu.
Wowo mengamuk, dia menangis guling-guling, membenturkan
kepalanya ke sebuah pohon pisang. Wowo mencabut semua bulu keteknya dan
menghisap semua cairan hijau tai kuda yang
keluar dari bulu keteknya. Wowo terjatuh pingsan tak sadarkan diri,
keesokan harinya setelah Wowo terbangun dari pingsan, Wowo mendapati sebuah
surat dari Kukun.
(CONT.....)
(CONT.....)
No comments:
Post a Comment