Terima kasih 2015, terima kasih sudah hadir dan memberi
berbagai kenangan untuk semua orang, kenangan indah, sedih, mengharukan,
menakjubkan, sebuah kenangan yang mungkin tidak akan dilupakan orang-orang.
Di penghujung akhir tahun kemarin, Bandung memberi sebuah
kenangan yang cukup biasa aja untukku. Sebuah kenangan yang enggak
spesial-spesial amat, tapi tidak akan terlupakan. Terima kasih Bandung, terima
kasih kemacetan kota Kembang. Di malam akhir tahun 2015, dengan ditemani salah
seorang sahabat, di tengah kemacetan kota Kembang, mengayuh sebuah sepeda
berusaha menikmati keramaian jalan Asia Afrika. Iya, aku berusaha menikmati
keramaian malam akhir tahun, tapi, hujan yang semakin deras membuatku tidak bisa
menikmati keramaian yang ada. Aku hanya bisa duduk terdiam di atas sepeda yang
aku parkirkan di pinggir jalan, berharap hujan cepat reda sehingga aku bisa
kembali menikmati keramaian kota Kembang di akhir tahun ini.
Hujan akhirnya mulai reda, aku kembali mengayuh sepedaku,
menikmati keramaian kota Kembang, menikmati keindahan kota ini, menikmati
setiap meter keindahan kota ini. Kota ini selalu terlihat indah, aku bersyukur,
aku hidup dan dibesarkan di kota dengan sejuta keindahan ini. Kota ini luar
biasa, karena “Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum.”
Hari sudah sangat malam, hujan kembali deras, kaki sudah
lelah mengayuh sepeda, waktunya beristirahat dan melihat pesta kembang api,
tanda 2016 sudah datang.
Sekali lagi, Terima kasih 2015, terima kasih untuk semua
kenangan yang kau beri untukku. 2015 Out, selamat datang 2016 aku siap dengan
semua kenangan yang akan segera kau berikan. Semoga tahun ini, semoga hari ini,
semoga detik ini, lebih baik dari sebelumnya.
No comments:
Post a Comment