Friday, 25 December 2015

[Apasih] Malam Natal



Selamat Natal Bandung.

Damai kasih Natal. Suasana hangat sebuah keluarga kecil di pinggiran kota Bandung, keluarga kecil dengan kekompakan yang mengasyikan, penuh canda tawa, bercerita tentang Natal, bertukar hadiah, semakin merekatkan setiap anggota keluarga.

Natal, natal pertama tahun ini, perlahan salju mulai turun di berbagai negara. Tapi, tidak di Indonesia. Jack Frost, seorang peri yang menyebarkan kesenangan dengan salju nya. Tapi Jack Frost tidak datang ke Indonesia, tidak ada salju di negara ini, tapi bukan berarti tidak ada kesenangan di negara ini. Negara ini memberikan kesenangan sendiri meski tanpa hadirnya salju, cukup dengan berkumpulnya keluarga, natal ini sangat menyenangkan.

Santa, orang tua berbadan besar yang memberikan hadiah ke setiap anak baik di seluruh dunia, berteriak “Ho...ho....ho...” menggunakan kereta luncur yang ditarik oleh sekelompok rusa terbang. Santa, menyenangkan, akankah datang dan memberikan hadiah kepadaku? Mungkinkah aku berada di daftar anak baik tahun ini? Atau aku berada di daftar anak nakal? Santa, memberikan kepercayaan, membuat anak percaya akan hadirnya, membuat anak bersifat baik.

Natal kurang lengkap rasanya tanpa susu dan kue. Santa juga menyukai susu dan kue, setiap keluarga biasanya memberikan susu dan kue kepada Santa sebagai tanda terima kasih karena telah datang di tahun ini. Memang sangat enak rasanya menikmati segelas susu, ditemani kue. Susu dan kue, menghangatkan dinginnya udara malam Natal.

Natal, terima kasih sudah datang malam ini, datang lagi lain hari. Terima kasih Natal, terima kasih Jack Frost, terima kasih Santa, dan juga terima kasih Bandung.

Sunday, 20 December 2015

[Apa sih] Sinar Mentari Pagi

Selamat pagi Bandung.

Terima kasih telah membawa embun pagi yang menyejukan hati, ditemani secangkir kopi hangat membawa harapan baru, semangat baru di pagi hari.

Bandung, waktu sudah menunjukan pukul 06:30. Tapi, kenapa mentari belum menunjukan sinarnya? Mungkinkah matahari malu? Sehingga menutupi dirinya dengan awan mendung. Tuhan, tunjukanlah mentari di kota ini. Sehingga, semua warga kota ini bisa merasakan hangatnya mentari pagi, menambahkan semangat mereka untuk menghadapi hari ini. Mungkin terdengar sederhana, tapi, memang mentari pagi bisa membawa keceriaan, membawa sebuah semangat. Mentari, janganlah kau malu, singkirkan awan mendung yang menutupimu, buat semua orang tersenyum dengan sinarmu.

Ah, kopi pagi memang selalu menghangatkan. Apalagi jika ditemani dengan pisang goreng. Sayang, ditempatku ini jarang sekali ada tukang pisang goreng, kalo aku ingin pisang goreng, aku terpaksa harus berjalan agak jauh untuk membeli pisang goreng. Tapi, mana mau aku berjalan jauh, bukan karena malas, tapi, cuaca memaksaku untuk bermalas-malasan. Secangkir kopi hangat, selimut yang menutupi seluruh tubuh, langit yang mendung, sungguh perpaduan yang sempurna untuk bermalas-malasan di tempat tidur.

Oh lihat, mentari sekarang sudah mulai memperlihatkan sinarnya, menembus jendela kamar, tepat mengenai kasur di mana aku tidur. Hangat, menghilangkan awan mendung yang menutupinya, menghilangkan sifat malas, menggantinya dengan semangat.


Bandung, semangat pagi Bandung, kota tercintaku, kota di mana aku hidup, aku hirup, aku tumbuh. Bandung, sempurnakan hariku.