Monday, 4 November 2013

Ini Bukan Puisi



Kenapa?

Kenapa setiap kali harus selalu kamu?

Kenapa orang itu harus kamu?

Kenapa orang yang aku pikirkan, selalu kamu?

Aku sudah lelah.

Aku lelah dengan kamu.

Aku lelah dengan kamu yang selalu hadir di pikiran aku.

Aku lelah dengan kamu.

Aku sudah lelah.

Aku lelah dengan aku yang selalu memikirkan kamu.

Aku lelah dengan aku yang semakin lemah tanpa kamu.

Aku lelah harus terus membutuhkan kamu.

Aku ingin semua ini berakhir.

Aku ingin hidup tanpa kamu.

Tanpa kamu yang selalu hadir di pikiran aku.

Tanpa bayangan kamu yang membuat aku semakin lemah.

Apa aku?

Kenapa aku?

Apa kamu?

Kenapa selalu kamu?

Kenapa setiap kamu selalu membuat nafas ini semakin terasa berat?

Kenapa setiap kamu selalu membuat jantung ini terasa sangat cepat?

Kenapa setiap kamu selalu membuat kaki aku semakin sulit untuk berdiri?

Kenapa setiap kamu selalu membuat aku seperti itu?

TAMAT.

Budi yang sedang duduk termenung sambil menatap layar laptop mencoba membuatkan puisi untuk mantan kekasihnya yang sudah lama pergi, mantan kekasih yang sangat Budi cintai, mantan kekasih yang selalu membuat Budi sakit untuk memikirkannya. Budi mengungkapkan semua perasaannya lewat puisi tersebut. Budi sangat ingin melupakan mantan pacarnya tersebut, Budi sudah lelah dengan perasaan cinta yang dia punya untuk mantan pacarnya tersebut.
‘Aku punya puisi buat kamu.’ Ucap Budi kepada mantan pacarnya lewat telpon.
‘Puisi apa?’ Tanya mantan Budi penasaran.
Kemudian Budi pun membacakan puisi yang sudah dia buatkan untuk mantan pacarnya tersebut. Budi membacakan puisi tersebut dengan penuh emosi, emosi yang mengungkapkan perasaan Budi, perasaan yang dia ungkapkan lewat puisinya, puisi yang dia buat khusu untuk mantan pacarnya, mantan pacar yang ingin segera Budi lupakan.
‘Jadi kamu mau seperti itu?’ Tanya mantan pacarnya sesaat setelah mendengar puisi yang Budi buatkan untuknya.
‘Iya, bantu aku lupakan kamu, bantu aku menghilangkan perasaan sayang aku sama kamu.’ Jawab Budi dengan perasaan yang sudah lega karena sudah mengungkapkan semuanya.
‘Jadi segitu doang kamu sama aku?’ Tanya mantan pacar Budi dengan sedikit nada kecewa ‘Asal kamu tau, meskipun kita udah enggak lagi pacaran,  aku tetep masih sayang kamu.’ Lanjut mantan pacar Budi yang kecewa terhadap Budi.
‘Kalo kamu masih sayang sama aku, kenapa kita enggak balik lagi kayak dulu?’ Tanya Budi marah. Budi marah kepada dirinya sendiri. Budi marah karena dulu sempat mengecewakan mantan pacarnya.
‘Aku belum bisa kayak dulu lagi sama kamu. Sempat ada niat untuk kembali sama kamu, tapi aku rasa waktunya belum tepat. Aku nunggu, nunggu perkembangan kamu. Apa kamu berubah menjadi lebih baik atau semakin memburuk. Sekarang aku tau, ternyata kamu segitu doang sama aku. Kalo itu mau kamu, aku bakalan menghilang dari kehidupan kamu.’ Mantan pacar Budi langsung menutup telpon dari Budi.
Budi menyesali perbuatannya, Budi menyesali puisinya, Budi pun akhirnya bunuh diri.

TAMAT.

No comments:

Post a Comment