Kenapa?
Kenapa setiap kali
harus selalu kamu?
Kenapa orang itu harus
kamu?
Kenapa orang yang aku
pikirkan, selalu kamu?
Aku sudah lelah.
Aku lelah dengan kamu.
Aku lelah dengan kamu
yang selalu hadir di pikiran aku.
Aku lelah dengan kamu.
Aku sudah lelah.
Aku lelah dengan aku
yang selalu memikirkan kamu.
Aku lelah dengan aku
yang semakin lemah tanpa kamu.
Aku lelah harus terus
membutuhkan kamu.
Aku ingin semua ini
berakhir.
Aku ingin hidup tanpa
kamu.
Tanpa kamu yang selalu
hadir di pikiran aku.
Tanpa bayangan kamu
yang membuat aku semakin lemah.
Apa aku?
Kenapa aku?
Apa kamu?
Kenapa selalu kamu?
Kenapa setiap kamu
selalu membuat nafas ini semakin terasa berat?
Kenapa setiap kamu
selalu membuat jantung ini terasa sangat cepat?
Kenapa setiap kamu
selalu membuat kaki aku semakin sulit untuk berdiri?
Kenapa setiap kamu
selalu membuat aku seperti itu?
TAMAT.
Budi yang sedang duduk
termenung sambil menatap layar laptop mencoba membuatkan puisi untuk mantan
kekasihnya yang sudah lama pergi, mantan kekasih yang sangat Budi cintai,
mantan kekasih yang selalu membuat Budi sakit untuk memikirkannya. Budi
mengungkapkan semua perasaannya lewat puisi tersebut. Budi sangat ingin
melupakan mantan pacarnya tersebut, Budi sudah lelah dengan perasaan cinta yang
dia punya untuk mantan pacarnya tersebut.
‘Aku punya puisi buat
kamu.’ Ucap Budi kepada mantan pacarnya lewat telpon.
‘Puisi apa?’ Tanya
mantan Budi penasaran.
Kemudian Budi pun
membacakan puisi yang sudah dia buatkan untuk mantan pacarnya tersebut. Budi
membacakan puisi tersebut dengan penuh emosi, emosi yang mengungkapkan perasaan
Budi, perasaan yang dia ungkapkan lewat puisinya, puisi yang dia buat khusu
untuk mantan pacarnya, mantan pacar yang ingin segera Budi lupakan.
‘Jadi kamu mau seperti
itu?’ Tanya mantan pacarnya sesaat setelah mendengar puisi yang Budi buatkan
untuknya.
‘Iya, bantu aku lupakan
kamu, bantu aku menghilangkan perasaan sayang aku sama kamu.’ Jawab Budi dengan
perasaan yang sudah lega karena sudah mengungkapkan semuanya.
‘Jadi segitu doang kamu
sama aku?’ Tanya mantan pacar Budi dengan sedikit nada kecewa ‘Asal kamu tau,
meskipun kita udah enggak lagi pacaran,
aku tetep masih sayang kamu.’ Lanjut mantan pacar Budi yang kecewa
terhadap Budi.
‘Kalo kamu masih sayang
sama aku, kenapa kita enggak balik lagi kayak dulu?’ Tanya Budi marah. Budi
marah kepada dirinya sendiri. Budi marah karena dulu sempat mengecewakan mantan
pacarnya.
‘Aku belum bisa kayak
dulu lagi sama kamu. Sempat ada niat untuk kembali sama kamu, tapi aku rasa
waktunya belum tepat. Aku nunggu, nunggu perkembangan kamu. Apa kamu berubah
menjadi lebih baik atau semakin memburuk. Sekarang aku tau, ternyata kamu
segitu doang sama aku. Kalo itu mau kamu, aku bakalan menghilang dari kehidupan
kamu.’ Mantan pacar Budi langsung menutup telpon dari Budi.
Budi menyesali
perbuatannya, Budi menyesali puisinya, Budi pun akhirnya bunuh diri.
TAMAT.
No comments:
Post a Comment